Upaya menggertak para rivalnya, dilakukan dengan cara merancang
desain yang lebih dinamis dan membenamkan banyak fitur baru. Tabiat
sebagai SUV tetap dipertahankan dengan membiarkan memakai konstruksi
unibody. Ya, dengan kata lain, rangka Terios masih sama dengan yang
lama, hanya kulitnya saja yang berganti. Struktur semi-monokok mampu
menopang ‘kaki-kaki’ lebih jenjang dan ban besar. Alhasil, ground
clearance setinggi 220 mm tercipta.
Mesin tetap berkapasitas 1,5-liter tapi berganti unit. Seri 3SZ-VE yang selama 10 tahun mengisi ruang mesin Rush-Terios, dipensiunkan untuk beralih ke mesin modern 2NR-VE. Mesin ini sudah dipakai Avanza Veloz terbaru dan sudah cukup diketahui karakternya. Namun ternyata transmisi Terios masih tergolong konservatif. Tetap mengandalkan manual 5-speed dan otomatis torque converter 4-speed sebagai penyalur tenaga ke roda belakang (RWD).
All New Terios ditawarkan dalam dua varian utama, tipe X dan R. Masing-masing tipe memiliki trim Deluxe yang dibedakan dari aero kit dan kamera parker. Masing-masing trim dibagi lagi untuk pilihan transmisi manual atau otomatis. Sehingga, Terios memiliki total 8 tipe.
Layout dasbor tegak memberi
kesan sebagai SUV. Dari sini terasa kesan SUV-nya ketimbang melihat
desain luar. Material plastik masih mendominasi seisi kabin. Tidak ada
tempelan soft touch seperti di Rush TRD Sportivo. Sarana hiburan
terpusat dari monitor layar sentuh 2DIN dengan fitur DVD, USB hingga
mirroring. Air Conditioning sudah model digital otomatis, tapi hanya ada
di Terios tipe R dan R Deluxe. Tipe R sebagai varian tertinggi dilengkapi smart entry key dan tombol
engine start/stop. Untuk pengaturan posisi mengemudi ada seat height
adjuster, tapi sayang tanpa telescopic steering. Fitur keselamatan hanya
diberi dua saja, untuk pengemudi dan penumpang depan. Kontras dengan
Rush yang berani memberi 6 airbag. Tapi Daihatsu memberikan kamera 360
sebagai penggantinya. Desain Rush dan Terios terbaru
merupakan salah satu yang ditunggu-tunggu. Ketika terlihat secara utuh,
pro dan kontra pun bertebaran. Kesan SUV yang kental di Terios lama
telah sirna. Gantinya, wujud ala crossover yang dinamis dan streamline
tanpa ada lagi ban serep di belakang. Lebih mencirikan SUV masa kini
yang terkena arus urban. Tapi tetap gagah jika melihat postur SUV di
bagian roda. Tinggi dengan ban profil tebal. Memang harus diakui juga, rancangan Terios tidaklah original.
Terbesit desain mobil lain, contohnya bagian muka yang mirip Honda CR-V
generasi keempat. Terutama dari desain lampu menyipit ke atas dan
mengapit grille ekstrabesar. Lampu utama ini sudah memakai LED yang
hemat daya, begitu pula dengan lampu belakang. Buritannya sendiri ada
kemiripan dengan Honda Mobilio. Di bagian tengahnya diberi warna hitam
untuk membedakan dengan Toyota Rush. Rasa berkendara Terios lama
amat keras, kaku dan tidaklah nyaman. Melihat spesifikasi Terios baru,
konstruksi MacPherson strut di depan dan axle rigid di belakang tidak
berubah dan tipikal SUV. Memang belum dirasakan secara langsung, tapi
kami berharap ada perubahan dari sisi bantingan dan peredaman suspensi.
Setidaknya bisa lebih nyaman dan tidak ada lagi gejala memantul yang
terkadang memabukkan. Pengendalian di kecepatan dipastikan lebih aman karena sudah ada
fitur Vehicle Stability Control (VSC). Fitur yang hanya ada di Terios
tipe R dan R Deluxe ini bekerjasama dengan sistem pengereman untuk
menghindari terjadinya gejala oversteer maupun understeer. Ada juga Hill
Start Assist (HSA) yang bertugas membantu akselerasi setelah berhenti
di tanjakan.Interior & Fitur
Eksterior
Pengendalian & Pengendaraan
Mesin & Konsumsi BBM
Mesin yang dipakai, 2NR-VE Dual VVT-i, sudah lebih dulu digunakan oleh Toyota Avanza Veloz. Tenaga puncak sebesar 104 PS pada 6.000 rpm dan torsi 136 Nm pada 4.200 rpm. Seluruh daya tersalur menuju roda belakang (RWD) melalui transmisi manual 5-speed atau otomatis konvensional 4-speed. Mesin tidaklah kencang tapi tidak juga lamban. Tergolong pas saja dan sangat cukup dipakai untuk jalanan luar kota. Karakter sebaran torsi cenderung merata di setiap putaran, namun tenaga baru terasa galak di rpm tinggi. Perlu tega menginjak pedal gas dalam-dalam untuk mengerahkan seluruh kemampuannya.
Transmisi manualnya masih memiliki rasio gigi cukup kasar. Dapat disimpulkan napas setiap tarikan antar gigi pendek-pendek seperti di Avanza. Mengingat bodi yang lebih besar dan berbobot, seperti tidak seresponsif di Avanza Veloz. Soal ini butuh pembuktian lebih lanjut melalui pengujian komprehensif.